Unsur-unsur Puisi


Ø  Unsur-unsur yang membangun puisi dari dalam adalah :

1)      Tema (Sense)
Tema adalah gagasan pokok yang diungkapkan oleh penyair melalui puisinya. Contoh tema puisi antara lain : Ketuhanan, Kemanusiaan, Kepahlawanan, Cinta Kasih, Pendidikan, Persahabatan, Penderitaan, dll.
-          Langkah menemukan tema puisi, yaitu :
1)      Membaca puisi berkali-kali sampai diketahui hubungan antar kata dalam puisi tersebut
2)      Temukan hubungan antara judul puisi dengan isi puisi
3)      Temukan suasana puisi
4)      Baca puisi secara menyeluruh sebagai suatu kesatuan untuk menemukan tema puisi tersebut
-          Contoh puisi bertema “Kepahlawanan” karya Chairil Anwar
                        KRAWANG – BEKASI

Kami yang kini terbaring antara krawang – Bakasi
Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
…...

2)      Nada/Suasana
Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Nada berkaitan erat dengan tema dan rasa. Hal ini ditunjukan dengan adanya sikap merayu, mengritik, menggurui, mengagumi, dll.
-          Contoh puisi bernada “Kagum” karya Hartono. A
                  PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA
Perempuan-perempuan yang membawa bakul
Di pagi buta dari manakah mereka
Ke Stasiun kereta mereka dating
….

3)  Rasa (Feeling)
Rasa adalah ungkapan perasaan penyair terhadap pembacanya. Perasaan yang menjiwai puisi dapat berupa perasaan senang, sedih, haru, menyesal, dll.
-          Contoh puisi berisi perasaan “Sedih” karya Taufik Ismail
                  KARANGAN BUNGA
….
Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi Kakak yang tertembak mati
Siang tadi

4)      Amanat (Itention)
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembacanya atau kesan pembaca setelah membaca puisi tersebut. Sebuah Amanat berkaitan erat dengan tema dan puisi yang dikemukakan oleh penyair.
1)      Contoh :
                  MENYESAL              karya : A. Hasjmi
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang dating membayang
Batang usiaku sudah tinggi
….
Amanat :
2)      Gunakanlah masa muda dengan sebaik-baiknya agar tidak menyesal di hari tua nanti.

5)      Diksi (Pilihan Kata)
Salah satu letak keindahan bahasa puisi terdapat pada diksi. Pemilihan diksi sangat erat kaitannya dengan makna, kesalarasan bunyi dan urutan kata. Dalam pemilihan diksi, penyair harus benar-benar memilih kata yang singkat, tetapi mampu mengungkapkan banyak hal.

6)      Majas (Gaya Bahasa)
Majas adalah bahasa kias yang dapat menghidupkan dan menimbulkan konotasi tertentu yang menyebabkan puisi itu menjadi prismatis artinya kaya akan makna. Majas disebut juga bahasa figurative.
a.       Jenis-jenis Majas :
1.      Majas Perbandingan (menggunakan perbandingan untuk melukiskan sesuatu)
a.       Personifikasi : perumpamaan benda mati seolah-olah hidup
Contoh : Ombak laut berkejar-kejaran
b.      Perumpamaan : mengumpamakan sesuatu dengan kata bak, bagai, ibarat
Contoh : Bagai air dengan minyak yang takkan mungkun bisa bersatu
c.       Metafora : Menggunakan ungkapan/kata kiasan
Contoh : dewi malam, buah bibir
d.      Pleonasme : memperjelas makna/menjelaskan kata
Contoh : Ia naik ke atas, turun ke bawah
2.      Majas Pertentangan (menggunakan pertentangan untuk melukiskan sesuatu)
a.       Litotes : merendahkan diri
Contoh : Sudilah kiranya anda mampir ke gubug saya
b.      Ironi : sindiran
Contoh : Rajin benar kamu, jam 07.00 baru bangun.
c.       Hiperbola : melebih-lebihkan
Contoh : Gantunglah cita-citamu setinggi langit
d.      Paradoks : isinya seolah-olah bertentangan dengan kebenaran umum, tetapi sebenarnya mengandung kebenaran.
Contoh : Ia mati kelaparan dalam keadaan bergelimang harta
e.       Antitesis : menggunakan kata berantonim
Contoh : Kaya miskin semua sama dihadapan Tuhan
3.      Majas Pertautan (menautkan dua hal yang berbeda untuk melukiskan sesuatu)
a.       Eufemisme : manghalus
Contoh : Ibu sedang pergi ke belakang (toilet)
b.      Metonimia : menanyakan sebuah benda dengan nama merk
Contoh : Ayah membeli kijang baru
c.       Repetisi : pengulangan diksi
Contoh : Aku lahir disini, hidup disini, dan akan mati disini
d.      Sarkasme : ejekan sangat kasar
Contoh : Dasar perut karet !  Makan nasi tiga piring belum kenyang juga

7)      Citraan (Inaji)
Citraan adalah susunan kata-kata yang dapat menyebabkan pembaca seolah-olah ikut melihat, mendengarkan, meraba, mencium dan merasakan sesuatu melalui puisi tersebut.
a.       Macam-macam Citraan :
a.       Citraan Penglihatan (pembaca seolah-olah ikut melihat)
b.      Citraan Pendengaran (pembaca seolah-olah ikut mendengar)
c.       Citraan Penciuman (pembaca seolah-olah mencium)
d.      Citraan Pencecapan (pembaca seolah-olah ikut merasakan pahit, manis, dsb)
e.       Citraan Peraba ( pembaca seolah-olah ikut meraba)
f.       Citraan Gerak (pembaca seolah-olah ikut bergerak)

8)      Rima/Sajak
Rima adalah persamaan bunyi akhir pada setiap baris puisi.
a.       Macam-macam Rima :
a.       Rima silang : a – b – a – b
b.      Rima datar : a – a – a – a
c.       Rima kembar : a – a – b – b
d.      Rima berpelukan : a – b – b – a

9)      Tipografi (Perwajahan Puisi)
Tipografi merupakan unsure instrinsik yang menjadi factor pembela antara sastra puisi, prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraph, melainkan berbentuk bait-bait.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dialek Bahasa Jawa

Praktikum > Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi